Sabtu, 15 April 2017

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rentabilitas bank merupakan salah satu faktor untuk menilai kinerja sebuah bank. Faktor ini bertujuan untuk melihat sejauh mana ke mampuan bank untuk menghasilkan laba. Artikel ini berusaha menga nalis rentabilitas bank umum syariah di Indonesia pada tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan meneliti bank yang berjenis Bank Umum Syariah (BUS) dan yang di teliti adalah semua Bank Umum Syariah yang beroperasi pada tahun 2011 yang berjumlah 11 BUS.
Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-rata rasio NOM bank syariah pada tahun 2011 sebesar 1,90%. Nilai sebesar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 3. Artinya, kemampuan aktiva produktif bank syariah dalam menghasilkan laba rata-rata cukup tinggi. Sementara pada komponen ROA, rata-rata rasio ROA bank syariah sebesar 1,81%. Nilai se besar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 1. Arti nya, keberhasilan manajemen dalam meng hasilkan laba sangat tinggi.
Di sisi lain, pada komponen REO, rata-rata rasio REO bank syariah se besar 80,75%. Nilai sebesar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 1. Artinya, efisiensi kegiatan operasional bank syariah sangat tinggi. Sementara, pada komponen IGA, rata-rata rasio IGA bank syariah sebesar 92,48%. Nilai sebesar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 1. Artinya, aktiva bank syariah yang bisa meng  hasilkan pendapatan sangat tinggi.
Dan dari hasil analisis, semua bank umum syariah menempati peringkat 1 pada komponen ini. Pada komponen terakhir, diversifikasi pendapatan, rata-rata rasio diversifikasi pendapatan bank syariah sebesar 9,50%. Nilai sebesar itu kalau dilihat sesuai dengan standard BI berada pada peringkat 2. Artinya, kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pen dapatan dari jasa berbasis fee tinggi.
Kata Kunci : Kesehatan bank syariah, laba, Standard BI, Rasio keuangan
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN MASALAH



















BAB II
LANDASAN TEORI
Rentabilitas
Rentabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Return On Assets adalah salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis, yaitu merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut (Sutrisno, 2003:254).
 Semakin tinggi nilai ROA, dapat diartikan bahwa perusahaan telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah dan mengelola semua aset yang dimilikinya (Salim, 2010). Banyak orang menganggap bahwa return on assets sama dengan return on investment, namun sebenarnya kedua rasio tersebut berbeda, karena dalam Investment hanya ada unsur modal pinjaman jangka panjang dan ekuitas, sedangkan Assets dibiayai dari sumber pinjaman jangka panjang, ekuitas, dan utang jangka pendek (Samsul, 2006).
Sedangkan Harahap (1998) berpendapat bahwa rasio rentabilitas atau profitabilitas, menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Sementara Astuti (2004: 36) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dan satusatunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba bersih.
 Menurut Munawir (2007) rentabilitas ekonomis dapat diukur dengan empat rasio yaitu (1) net profit margin, (2) gross profit margin, (3) return on invesment, dan (4) return on equity. Sedangkan Riyanto (2008) mengemukakan tentang pengukuran tingkat rentabilitas ekonomis terdapat lima rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas ekonomis yaitu : (1) gross profit margin, (2) net profit margin, (3) basic earning power, (4) return on assets, dan (5) return on equity.

Pengertian Rentabilitas Bank Syariah
Rentabilitas Bank Syariah Salah satu faktor penilaian tingkat kesehatan bank umum syariah sesuai dengan standar BI adalah faktor earning (rentabilitas). Penilaian rentabilitas dimaksudkan untuk menilai kemampuan bank dalam meng hasilkan laba. Penilaian kuantitatif faktor rentabilitas dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap 15 komponen yang ter diri dari 1 (satu) rasio utama, 5 (lima) rasio penunjang dan 9 (sembilan) rasio pengamatan. Rumus rasio masing­masing komponen tersebut adalah9:
Net operating margin (NOM), merupakan rasio utama. Perhitungan komponen ini bertujuan untuk mengetahui kemampu an aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Formula untuk perhitungan komponen ini adalah:

Return on assets (ROA), merupakan rasio penunjang. Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini meng indikasikan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan pen dapatan dan atau menekan biaya. Formulanya adalah

Rasio efisiensi kegiatan operasional (REO), merupakan rasio  penunjang. Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah. Formulanya adalah:

Rasio Aktiva Yang Dapat Menghasilkan Pendapatan,  merupakan rasio penunjang. Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur besarnya aktiva bank syariah yang dapat menghasilkan/memberikan pendapatan. Cakup an Aktiva Produktif lancar adalah aktiva produktif yang masuk dalam kategori lancar dan dalam perhatian khusus (DPK) sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan BI. Formula nya adalah:

Diversifikasi pendapatan, merupakan rasio penunjang. Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur ke mampu an bank syariah dalam menghasilkan pendapatan dari jasa berbasis fee. Semakin tinggi pendapatan berbasis fee mengindikasikan semakin berkurang ketergantungan bank terhadap pendapatan dari penyaluran dana. Formulanya adalah:

Proyeksi Pendapatan Bersih Operasional Utama (PPBO) merupakan rasio penunjang. Perhitungan komponen ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dalam periode yang akan datang. Formulanya adalah:

Net structural operating marging. , merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur pendapatan bersih dari operasi utama terhadap total penyaluran dana. Formulanya adalah:

Return on equity (ROE), merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur kem ampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan modal di setor bank dalam meng hasilkan laba bagi pemegang saham semakin besar. Formulanya adalah:

Komposisi penempatan dana pada surat berharga/pasar keuangan, merupakan rasio pengamatan (observed). Perhitungan komponen ini dimaksudkan untuk mengukur besarnya penempatan dana bank syariah pada surat berharga dan pasar keuangan. Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan fungsi intermediasi bank syariah belum optimal. Formulanya adalah:

Disparitas imbal jasa tertinggi dengan terendah, merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen ini ber tujuan untuk mengukur besarnya perbedaan benefit antara pengurus/pegawai level tertinggi dengan pegawai level terendah. Disparitas yang terlalu tinggi menciptakan potensi per masalahan yang lebih besar. Formulanya adalah:

Pelaksanaan fungsi edukasi, merupakan rasio pengamatan  (observed). Perhitungan komponen ini bertujuan untuk mengukur besar fungsi corporate social reponsibility (CSR) terhadap proses pembelajaran masyarakat. Formulanya adalah:

Pelaksanaan fungsi sosial, merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen bertujuan untuk mengukur besar nya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah. Semakin tinggi komponen ini mengindikasikan pelaksanaan fungsi sosial bank syariah semakin tinggi. Formulanya adalah:

Korelasi antara tingkat bunga di pasar dengan  return/bagi hasil yang diberikan oleh bank syariah, merupakan rasio pengamatan (observed). Perhitungan komponen ini di maksud kan untuk mengetahui hubungan antara tingkat bunga dengan return yang diberikan bank syariah kepada nasabah. Formulanya adalah:
 Return Correlation Rcorr =  Corr (r,i)
= Korelasi antara tingkat imbalan deposito mudharabah      dengan tingkat bunga deposito
 Rasio bagi hasil dana investasi, merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola dana investasi untuk menghasilkan pendapatan. Formulanya adalah:

Penyaluran dana yang di. write-off dibandingkan dengan biaya operasional, merupakan rasio pengamatan (observed). Analisis komponen ini bertujuan untuk mengukur signifikansi pengaruh keputusan penghapusbukuan terhadap efisiensi operasional bank. Formulanya adalah:


Kemudian, dari hasil perhitungan masing­masing komponen, akan diketahui peringkat faktor rentabilitas. Berikut matriks kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas:

Peringkat 1

Kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal
Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ber laku


Peringkat 2

Kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal
Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Peringkat 3

Kemampuan rentabilitas cukup tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal
Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Peringkat 4

Kemampuan rentabilitas rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal
 Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku


Peringkat 5

Kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal
Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan  pembagian keuntungan (profit distribution) tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku



Analisis Rentabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2011

 Rentabilitas bank adalah kemampuan bank untuk menghasilkan laba. Di Indonesia, rentabilitas bank syariah diatur oleh PBI No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam ketentuan PBI tersebut, rentabilitas bank syariah dilihat melalui 15 komponen penilaian yang ter diri dari 1 rasio utama, 5 rasio penunjang, dan 9 rasio pengamat an. Namun, dalam penelitian ini, analisis rentabilitas bank syariah hanya dilakukan terhada 5 komponen penilaian saja, yaitu 1 rasio utama dan 4 rasio penunjang. 1 (satu) rasio penunjang tidak dianalisis karena harus me lihat laporan keuangan tahun sebelumnya, sementara peneliti an ini hanya melakukan penilaian dari laporan keuangan tahun 2011. Sedangkan rasio pengamatan tidak dianalisis karena tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja rentabilitas bank syariah. Kelima komponen yang dianalisis tersebut adalah Net Operating Margin (NOM), Return on Assets (ROA), Rasio Efisiensi Kegiat an Operasional (REO), Rasio Aktiva yang Dapat Menghasilkan Pendapatan (IGA), dan Diversifikasi Pendapatan.
Dengan melihat rasio utama, yaitu NOM, nampak bahwa bank syariah dengan kinerja rentabilitas tertinggi pada tahun 2011 adalah Bank Victoria Syariah, sementara yang kinerjanya paling rendah di bandingkan bank­bank syariah yang lain adalah BRI Syariah. Sementara, kalau dilihat dari rata­rata dari kelima komponen yang di analisis, maka bank syariah yang rata­rata peringkatnya tertinggi adalah Bank Victoria Syariah, sementara yang paling rendah rata­rata peringkatnya adalah Bank Bukopin Syariah. Berikut tabel urut an ratarata peringkat bank syariah dari yang tertinggi ke yang terendah:
NO
Rata-rata Peringkat
Nama Bank

1
1.6
Victoria Syariah

2
3.4
Maybank Syariah

3
4
BMI

4
4.4
BSM

5
6.2
Panin Syariah

6
6.8
Mega Syariah

7
6.8
Jabar Banten Sy

8
7.2
BNI Syariah

9
8
BCA Syariah

10
8.6
BRI Syariah

11
9
Bukopin Syariah















BAB III
ANALISIS
BRI SYARIAH
Rentabilitas pada BRI Syariah  Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan dengan modal yang dipergunakannya aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001; Yuliani, 2007; Mahardian,2008).
Rentabilitas perbankan menggambarkan sejauh mana keberhasilan bank itu menggunakan dana yang diinvestasikannya. Untuk mempertahankan suatu tingkat rentabilitas yang layak, bank harus memperoleh penghasilan yang dapat menutupi biaya, dan bank tersebut harus berusaha terus mempertahankan tingkat pendapatan tertentu dengan memperhitungkan faktor risiko yang dihadapi (Hermawan, 2009). Salah satu rasio rentabilitas adalah Return on Assets (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar rasio ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan assets. (Ahmadi, 2009).
Dari tabel di bawah bahwa ROA pada BRI Syariah terus mengalami penurunan sejak tahun 2013 hingga 2015  yaitu dari 1,15%, 0,08% dan 0,76%. Sedangkan ROE penurunan terjadi pada tahun 2014 sebesar 0,44% dimana sebelumnya
berada pada namun 10,20% dan meningkat kembali pada tahun 2015 sebesar 6,20%. Sementara net income margin juga mengalami fluktuatif. Sedangkan beban operasional juga mengalami fluktuatif dimana beban operasional tertinggi pada tahun 99,77%, namun pada tahun 2015 berhasil ditekan.
Rasio
2013
2014
2015

ROA
1,15%
0,08%
0.76%

ROE
10,20%
0,44%
6.20%

Net Income Margin (NIM)
6,27%
6,04%
6.66%

Operating Expenses to Operating Revenues
90,42%
99,77%
93.79%


BNI SYARIAH
RGEC
Risiko Profil (Risk Profile)
Credit Risk
Tabel 4.
Non Performing Financing (NPF)
Tahun
NPF%




2014
1,86




2013
1,86




2012
2,02




Sumber Bank BNI Syariah

Rasio NPF Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 sebesar 2,02%, per 31 Desember 2013 sebesar1,86%, , per 31 Desember 2014 sebesar 1,86%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2012 dan tahun 3. Rentabilitas (Earnings)
RGEC
Penilaian  tingkat  kesehatan  bank dengan metode RGEC mencakupfaktor-faktor Risk Profile (profil risiko), Good Coorporate Governance,Earning
(rentabilitas),  dan  Capital  (permodalan).
2013 sampai dengan tahun 2014 rasio NPF Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi. Setelah melakukan perhitungan nilai rasio NPF, maka selanjutnya adalah melakukan analisis peringkat komponen NPFpada BNI Syariah periode 2012-2013-2014.
 Good Corporate Governance
Berdasarkan analisis yang dilakukan rasio FACR Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 dikategorikan kurang memadai, per 31 Desember 2013 dikategorikan kurang memadai, per 31 Desember 2014 dikategorikan kurang memadai.Rasio NIM Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 sebesar 1,50%, per 31 Desember 2013 sebesar 2,92%, per 31 Desember 2014 sebesar 5,64%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 rasio NIM Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi
Rasio ROA Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 sebesar 1,29%, per 31Desember 2013 sebesar 1,22%, per 31 Desember 2014 sebesar 1,13%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 rasio ROA Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi.
Rasio ROE Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 sebesar 9,1%, per 31 Desember 2013 sebesar 9,30%, per 31 Desember 2014 sebesar 8,73%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2012 sampai 4. Permodalan (Capital)
Rasio CAR Bank BNI Syariah per 31 Desember 2012 sebesar 48%, per 31 Desember 2013 sebesar 49%, per 31 Desember 2014 sebesar 48%. Hal ini menunjukkan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 rasio CAR Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi.Setelah melakukan perhitungan nilai rasio CAR, maka selanjutnyaadalah melakukan analisis penetapan peringkat komponen rasio

Capital Adequacy Ratio (CAR) pada BNI Syariah periode 2012-2014.

Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

BNI Syariah dengan metode RGEC Profil risiko Bank BNI Syariah

termasuk dalam peringkat 2, karena dengan mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan bank, kemungkinan kerugian yang dihadapi Bank dari risiko inheren komposit tergantung rendah selama periode waktu tertentu di masa datang dan kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit memadai dengan rasio NPF, LR, IRR, DR, dan FACR masing-masing rasio yaitu 2,02%, 1,22%, 17,08%, 9%, 1,50%. Peringkat faktor rentabilitas sangat memadai, karena laba melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan Bank yang dinyatakan dengan rasio ROA, ROE, NIM, dan BOPO dengan rasio masing-masing sebesar 1,29%, 9,1%, 1.50%, 54%. Peringkat faktor permodalan menunjukkan peringkat 1 yang artinya bank memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang sangat memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan dengan tahun 2014 rasio ROE Bank BNI Syariah mengalami fluktuasi.

Setelah melakukan perhitungan nilai rasio ROE, maka selanjutnya adalah melakukan analisis peringkat komponen Return On Equity (ROE) pada BNI Syariah periode 2012-2014. Hasil analisis Return On Assets (ROA) pada BNI Syariah periode 2012-2014.pengelolaan permodalan yang kuat, yang ditunjukkan dengan rasio CAR sebesar 40%.

Earnings (Rentabilitas)
Rasio rentabilitas mengukur efektifitas bank memperoleh laba, disamping dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan, rasio ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk memperhatikan arus sumber-sumber modal bank. Dalam penilaian rentabilitas dapat menggunakan beberapa komponen seperti ROA (Return on Assets) dan ROE (Return on Equity).
ROA merupakan rasio yang menunjukkan tingkat efesiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank. Sesuai ketenteuan Bank Indonesia, ROA yang baik diatas 1,5%. ROE merupakan rasio rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal yang dimiliki bank. Kriteria standar yang sudah ditetapkan Bank Indonesia sebesar 17,5%. Semakin besar ROE maka semakin besar kenaikan laba bersih bank yang bersangkutan serta akan meningkatkan harga saham dan pembagian deviden kepada investor akan semakin besar pula.
ROA, ROE, Bank Mandiri tahun 2009 sampai dengan 2013
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
ROA
3,13%
3,50%
3,37%
3,55%
3,66%
ROE
30,29%
33,09%
25,57%
27,23%
27,31%
Pada rasio rentabilitas, kondisi kinerja keuangan Bank Mandiri pada tahun 2009 sampai dengan 2013 dilihat dari Return on Assets (ROA) dapat dikatakan baik. Karena ROA dari tahun 2009-2013 telah melebihi standar yang sudah ditetapkan Bank Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa kemampuan manajemen Bank Mandiri dalam memperoleh laba secara kesuluruhan dari total aktiva yang dimiliki sangat baik, dan juga semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai, kemungkinan Bank Mandiri dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
ROE (Return on Equity) yang dimiliki Bank Mandiri dari tahun 2009 sampai dengan 2013 sangat baik karena jauh diatas standar yang telah ditetapkan BI. Walaupun ROE Bank Mandiri setelah tahun 2010 mengalami penurunan, namun masih bisa dikatakan baik karena penurunan tersebut masih berada diatas standar Bank Indonesia. Dengan ROE tersebut dapat diartikan Bank Mandiri memiliki kemampuan manajemen bank yang baik dalam mengelola modal yang ada untuk menghasilkan pendapatan dan kemungkinan bank akan bangkrut semakin kecil. Setelah dilihat dari ROA dan ROE dari tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat disimpulkan bahwa Bank Mandiri memiliki rasio rentabilitas yang baik dan keuangan yang seh

161

Analisis Rasio Rentabilitas

1. Return On Asset (ROA)

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk menghasilkan laba

dengan menggunakan Asset yang tersedia. Bertdasarkan data taoatal aktiva

pada tabel 3, dan data laba bersih pada tabel 3. Dipeoleh perhitungan ROA

tahun 2004, 2005, dan 2006, sebagai berikut:

 48.355

ROA2004 = x 100% = 0,93%

 5.209.804

 138.126

ROA2005 = x 100% = 1,86%

 7.427.047

 161.152

ROA2006 = x 100% = 1,93%

 8.370.595

Dari hasil perhitungan di atas, dapat dilihat bahwa ROA bank mengalami

peningkatan dari tahun 2004, sebesar 0,93%, menjadi 1,86% di tahun 2005, dan

meningkat lagi di tahun 2006 hingga mencapai 1,93%. Meskipun dalam

gambaran umum kemampuan bank untuk menghasilkan laba dengan

mengandalkan aktivanya masih terlalu kecil, akan tetapi kecenderungan

naiknya ROA dari tahun ke tahun menandakan bahwa bank berusaha untuk

memperbaiki kinerjanya, terutama dalam hal meningkatkan perolehan laba, dan

mengurangi terjadinya dana-dana menganggur dari total aktiva yang dimiliki

bank.

Perlu dicatat, bahwa untuk mengukur tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia

biasanya menggunakan perhitungan ROA dengan mengandalkan laba sebelum

pajak (laba kotor), akan tetapi berdasarkan teori dan agar tidak terjadi

peningkatan laba semu (mark up laba) pada perhitungan ROA ini digunakan laba

setelah pajak (laba bersih).

Perhitungan ROA ini menggambarkan kemampuan Bank Muamalat untuk

melakukan bagi hasil (mudharabah) terhadap deposan dengan mengandalkan

laba yang diperolehnya.
Return on Equity (ROE)

ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan

calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba

bersih dengan mengandalkan Equity (modal sendiri), yang dikaitkan dengan

pembagian deviden. Berdasarkan data pada tabel 3 tentang total laba bersih dan

tentang ekuitas, maka besarnya ROE dapat dihitung sebagai berikut:

 48.355

ROE2004 = X 100% = 14,26%

 339.113

 138.126

ROE2005 = X 100% = 18,09%

 763.415

 161.152

ROE2006 = X 100% = 20,49%

 786.441

Berdasarkan hasil perhitungan ROE 2004, 2005, dan 2006 di atas, dapat dilihat

bahwa bank mampu meningkatkan tingkat ROE nya setiap tahun. Hal ini

mengindikasikan bahwa bank mampu meningkatkan tingkat laba bersihnya

dengan mengandalkan Modal Sendiri (Ekuitas) yang dimiliki bank, yang berarti

bahwa mampu memperbaiki kinerja keuangannya dalam hal perolehan laba

dari tahun ke tahun.



3. Rasio Beban Operasional (BOPO)

Rasio beban operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Berdasarkan data

pada lampiran 2 (laporan rugi laba), dapat kita hitung besarnya beban

operasional bank dan pendapatan operasional bank untuk tahun 2004, 2005, dan

2006.

Beban operasional tahun 2004 (Dalam Jutaan Rupiah):

Distribusi Margin Bagi Hasil dan bonus Rp255.477

Beban Operasional lainnya Rp200.815

Total Beban Operasional tahun 2004 Rp456.295

Pendapatan Operasional tahun 2004 (Dalam Jutaan Rupiah

Contoh Surat Lamaran kerja Yang baik dan benar terbaru

Perih al : Lamaran Pekerjaan                                                                     Serang, 30 Desember 201 9 Lampiran   :...